Sejarah Ilmu Farmakologi

        Farmakologi (pharmacology) berasal dari bahasa Yunani, yaitu pharmacon adalah obat dan logos adalah ilmu. Obat adalah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup pada tingkat molekular. Farmakologi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi obat dengan konstituen (unsur pokok) tubuh untuk menghasilkan efek terapi (therapeutic).       

         Sejarah farmakologi dibagi menjadi 2 periode yaitu periode kuno dan periode modern. Periode kuno (sebelum tahun 1700) ditandai dengan observasi empirik penggunaan obat dapat dilihat di Materia Medika. Catatan tertua dijumpai pada pengobatan Cina dan Mesir. Claudius Galen (129–200 A.D.), orang pertama yg mengenalkan bahwa teori dan pengalaman empirik berkontribusi seimbang dalam penggunaan obat. Theophrastus von Hohenheim (1493–1541 A.D.), atau Paracelsus: All things are poison, nothing is without poison; the dose alone causes a thing not to be poison.” Johann Jakob Wepfer (1620–1695) the first to verify by animal experimentation assertions about pharmacological or toxicological actions.

                                                    


        Periode modern dimulai Pada abad 18-19, mulai dilakukan penelitian eksperimental tentang perkembangan obat, tempat dan cara kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan. Rudolf Buchheim (1820–1879) mendirikan the first institute of Pharmacology di the University of Dorpat (Tartu, Estonia) in 1847 pharmacology as an independent scientific discipline. Oswald Schmiedeberg (1838–1921), bersama seorang internist, Bernhard Naunyn (1839–1925), menerbitkan jurnal farmakologi pertama. John J. Abel (1857–1938) “The Father of American Pharmacology”, was among the first Americans to train in Schmiedeberg‘s laboratory and was founder of the Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics (published from 1909 until the present).

0 Response to "Sejarah Ilmu Farmakologi"

Posting Komentar